WELCOME MY GOOD FRIENDS - I HAD BEEN WAITING FOR YOU - GOD BLESS YOU

Selasa, 18 Mei 2010

Biarawati Korban Perkosaan, Cari Keadilan

Reformata.com - Seorang biarawati India yang diperkosa saat terjadi aksi kekerasan anti-Kristen terburuk di India (2008), akan bersaksi tentang penderitaannya di pengadilan lain setelah mengeluh tentang intimidasi yang dialaminya. Demikian diberitakan Worthy News, Selasa, 6 April.
Pengadilan Tinggi di negara bagian timur India, Orissa, menyetujui untuk memindahkan kasus ini dari distrik Kandhamal, negara bagian di mana pada 2008 pecah aksi kerusuhan anti-Kristen yang menewaskan lebih dari 100 orang.

Dalam pernyataan yang diterbitkan Uni Katolik Asia News (UCAN), pengacara korban, Lansingh Lu Rongmei, menggambarkan hal ini sebagai kemenangan tidak hanya untuk biarawati itu, tetapi juga untuk setiap korban kekerasan.
Pengadilan menerima fakta bahwa atmosfer di Kandhamal tidak kondusif untuk terselenggaranya pengadilan yang bebas dan adil.
Dalam permohonannya ke Pengadilan Tinggi Orissa, biarawati itu menjelaskan bahwa selama persidangan di kasus lain, saksi “tidak bekerja sama” karena intimidasi dari ekstrimis Hindu. Biarawati, yang belum diidentifikasi itu juga menyatakan hidupnya dalam bahaya.
Kepolisian Orissa telah menahan 9 orang karena diduga menyerang biarawati pada tanggal 25 Agustus 2008, serta memperkosa dan memamerkannya dalam keadaan setengah telanjang di jalanan, menurut perwakilan Katolik.
Pemimpin Kristen telah menyambut baik pengalihan kasus tersebut. John Dayal, seorang pemuka umat Katolik, mengatakan ia menyambut baik perintah pengadilan untuk kembali memeriksa saksi yang menolak untuk bekerja sama.
Bapa Dibakar Parichha, juru bicara Keuskupan Agung Cuttack-Bhubaneswar, mengatakan kalau dia juga ingin semua kasus dipindahkan dari Kandhamal untuk membantu para korban mendapatkan keadilan.
Kerusuhan Orissa pada 2008 terjadi setelah pembunuhan, pemimpin kelompok nasionalis Vishwa Hindu Parishad, atau ‘Dewan Hindu Dunia’, dan empat orang pengawalnya.
Pemberontak Maois dilaporkan mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, namun ekstrimis Hindu menyalahkan orang Kristen

Tidak ada komentar: